Jumat, 28 September 2012

Halo Matahari

Sahabat fisika...pernah denger/menyaksikan nggak fenomena halo matahari ?

Bagaimana pelangi bisa mengelilingi matahari ? 

Bagaimana proses terbentuknya halo matahari ?

Benarkah kemunculan halo matahari merupakan sebuah pertanda bencana ?

mari kita cari tau....



Halo dalam bahasa latin (λως;) disebut juga nimbus, icebow, atau Gloriole. Halo matahari merupakan fenomena lingkaran pelangi mengelilingi matahari. Halo matahari merupakan fenomena optis yang terjadi akibat refleksi dan refraksi cahaya matahari/bulan oleh kristal – kristal es pada awan cirus yang dingin yang berada pada 5 – 10 km atau 3 – 6 mil di lapisan atas troposfer.


Halo adalah fenomena optikal berupa lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya Matahari atau Bulan. Fenomena Halo adalah lingkaran seperti pelangi yang mengelilingi matahari. Berikut ini gambar halo matahari.




Halo matahari pada umumnya melibatkan putaran radius 220 halo dan sundogs (parhelia). Radius 22° gerhana matahari tidak kelihatan. Ia seperti helaian yang berlapis-lapis atau habuk pada permukaan awan cirrus yang tipis. Awan ini sejuk dan mengandung kristal es walaupun pada iklim yang sangat panas.

Gerhana matahari sangat besar, selalu mempunyai diameter yang sama dalam posisinya di langit. Kadang-kadang hanya sebagian saja yang muncul. Semakin kecil cincin cahaya yang terbias muncul mengelilingi matahari atau bulan, dihasilkan oleh corona dari lebih banyak tetesan air daripada dibiaskan oleh kristal es, hal ini bukan berarti menunjukkan bahwa hujan akan turun.

Saat awan cirus hanya merefleksikan dan merefraksikan cahaya matahari, biasanya halo yang terbentuk hanya cincin yang tak berwarna. Namun jika pada sudut yang tepat, bisa terjadi juga dispersi sehingga cincin yang terjadi juga berwarna seperti halnya pelangi.






Fenomena halo matahari ini bergantung pada bentuk dan arah kristal es, cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah kedalam beberapa warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada pelangi. Kejadian halo matahari ini dapat terjadi pada cuaca yang sangat dingin, ketika kristal es terbentuk di dekat permukaan dan memantulkan cahaya.



Benarkah fenomena halo matahari merupakan pertanda bencana ?

Prof. Dr. Sudibyakto, M.S., pengamat iklim UGM, menyampaikan fenomena halo matahari adalah fenomena yang biasa terjadi. Fenomena ini tidak ada kaitannya dengan peristiwa bencana alam, seperti gempa bumi. 

Halo yang terlihat melingkar matahari merupakan hasil pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer. Halo terbentuk karena dispersi butir-butir es atau air pada awan sirrus oleh sinar ultraviolet. 

Lebih lanjut dikatakan Sudibyakto, pada saat musim hujan, partikel uap air ada yang naik hingga tinggi sekali di atmosfer. Partikel air memiliki kemampuan untuk membelokkan atau membiaskan cahaya matahari. Karena terjadi pada siang hari saat posisi matahari sedang tegak lurus terhadap bumi, cahaya yang dibelokkan juga lebih kecil. "Itu sebabnya yang tampak di mata masyarakat yang kebetulan menyaksikannya adalah lingkaran gelap di sekeliling matahari,” terangnya.  

Ditambahkan Sudibyakto, halo matahari sebenarnya sama dengan proses terbentuknya pelangi pada pagi atau sore hari setelah hujan. Lengkungan pelangi sering terlihat di bagian bawah cakrawala karena partikel uap air yang membelokkan cahaya matahari berkumpul di bagian bawah atmosfer. Di sisi lain, pada pagi atau sore hari, matahari pun masih berada pada sudut yang rendah. ”Pada posisi yang miring ini, kemampuan partikel air membiaskan cahaya lebih besar sehingga warna-warna yang muncul juga lebih lengkap,” tambahnya. 

Pada siang hari, lanjutnya, saat matahari pada posisi tegak lurus terhadap bumi, kemampuan pembelokan cahaya menjadi rendah sehingga warna yang terlihat sangat terbatas. Warnanya terlihat gelap karena pandangan ke arah matahari juga terhalang debu, sedangkan di pagi hari, saat udara masih bersih, yang tampak adalah warna kemerahan. (Humas UGM/Ika) 









Daily in physics