Minggu, 25 November 2012

Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca...mungkin sebagian besar dari kita sudah sering mendengar kalimat ini.
namun apa sebernarnya efek rumah kaca itu ? dan apa kaitan nya dengan fisika ?mari kita cari tau...
Efek rumah kaca adalah sebuah kondisi, suhu dari sebuah permukaan benda langit seperti planet dan bintang meningkat secara drastis. Peningkatan suhu ini disebabkan oleh adanya perubahan kondisi dari komposisi serta keadaan atmosfer yang mengelilingi benda langit tersebut.

Pengertian efek rumah kaca ini ditemukan ketika adanya sebuah penemuan yang menunjukan kondisi atmosfer bumi sudah mulai berlubang. Proses ini terjadi karena adanya peningkatan suhu dunia yang disebabkan oleh makin banyaknya pertikel bebas yang mencemari udara. Seperti adanya karbon dioksida yang disebabkan oleh adanya proses pembakaran dari pabrik atau kendaraan bermotor.

Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824. Efek rumah kaca merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet.

Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami,25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer,25% diserap awan,45% diadsorpsi permukaan bumi,5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam menimbulkan efek rumah kaca.

Akibat
Efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar matahari tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif . Sinar tampak dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari. Radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai di permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan menghangatkannya. Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Cara yang dapat kita upayakan saat ini adalah:
1. Melakukan reboisasi pada hutan-hutan yang gundul.
2. Mengurangi penggunaan teknologi yang dapat menimbulkan efek rumah kaca.
3. Mengurangi penggunaan kaca dalam pembuatan rumah.

0 komentar:

Posting Komentar

Daily in physics